Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompentesi aktual. Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dan metode pembalajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan (fun) dan dapat membuat seseorang berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya.
Jumat, 12 Juli 2013
Pendidinkan Akselarasi (Accelarated Learning)
A. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri
individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang
belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari tertekan (presure). Selama ini proses belajar
yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang
diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan
membosankan. Dalam kondisi ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam
kepala siswa yang berlaku pasif yang dikenal dengan istilah “pour and snoor”. Materi yang
diajarkan hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa
untuk berfikir dan memberi respon terhadap pengetahuan yang ditransfer.
Kadang–kadang aktivitas belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa
cenderung mencari selamat. Aktivas belajar seperti ini, jelas tidak akan
membuat pembelajar (learner) dapat menciptakan
pengetahuan secara optimal.
Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompentesi aktual. Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dan metode pembalajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan (fun) dan dapat membuat seseorang berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya.
Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompentesi aktual. Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dan metode pembalajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan (fun) dan dapat membuat seseorang berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya.
Tulisan ini akan membahas sebuah buku tentang pembelajaran akselerasi
atau Accelerated Learning(AL). Buku yang dibahas
dalam tulisan ini berjudul “The
Accelerated Learning Handbook : a Creative Guide to Designing and
Delivering Faster, More Effective Training Programs”.Dave Meier (2000) membahas secara rinci tentang cara yang
diperlukan untuk membuka tirai kreativitas, sehingga setiap individu dapat
memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah secara
kreatif.
Accelerated Learning sebagai cara untuk menciptakan aktivitas
belajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan. Accelerated Learning merupakan pendekatan
belajar yang lebih maju dari pada yang digunakan saat ini. Implementasi Accelerated Learning pada proses belajar
di sekolah dapat memberikan beberapa keuntungan. Accelerated Learning didasarkan riset
terakhir tentang perkembangan otak dan belajar. Saat ini Accelerated Learning digunakan dengan
memanfaatkan metode dan media yang bervariasi dan bersifat terbuka serta
fleksibel.
B. Masalah dalam
Proses Belajar di Sekolah
Dalam bagian awal buku ini Penulis – Meier – memberikan opini tentang masalah -masalah belajar
yang sering terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas belajar disekolah. Masalah –
masalah yang kerap terjadi di sekolah adalah :
Materi ajar yang tidak bermakna.
Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
Guru hanya menyuapi (spoon
feeding) siswa dengan pengetahuan yang bersifat superficial.
Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan tapi
menakutkan.
Proses belajar yang berlangsung di sekolah menurut penulis cenderung
tidak memberikan pengetahuan tentang manfaat pengtahuan yang dipelajari. Bahan
yang harus dipelajari hanya bersifat hafalan-hafalan tanpa makna. Siswa tidak
diajak untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk membangun pengetahuan
yang mempunyai makna sesuai kebutuhan dan kemampuan. Materi pelajaran yang dipelajari
seringkali tidak dikaitkan dengan dunia dan lingkungan tempat anak tumbuh dan
berkembang.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru seringkali tidak variatif
dan hanya merupakan ceramah yang panjang dan membosankan. Penggunaan metode
ceramah memang tidak selamanya buruk, tetapi ceramah bukan satu-satunya cara
yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung optimum. Guru perlu
memiliki kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang variatif yang
lebih banyak melibatkan siswa.
Guru seringkali menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan yang
menyuapi siswa yang hanya bersikap pasif. Dalam era perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat seperti saat ini, guru tidak lagi berperan
sebagai satu-satunya sumber yang bertugas mentrasfer ilmu pengetahuan, Guru
lebih dituntut untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Untuk tentu saja guru perlu
memiliki kemampuam yamg baik dalam mengelola aktiovitas pembelajaran.
Aktivitas Pemebelajaran yang terjadi di sekolah cenderung memberi beban
belajar yang berlebihan sehingga membuat anak tidak memliki waktu lagi untuk
bermain, Guru tidak mampu mebuat proses belajar menjadi suatu proses yang
menyenangkan yang dapat meningkatkan kegairahan siswa untuk menggali dan
membangun ilmu pengetahuan dalam dirinya. Beban belajar yang berlebihan
cenderung membuat trauma sehingga penyelesaian pekerjaan rumah (homework) seringkali hanya
ditujukan untuk “survival” semata. Belajar tidak
lagi terjadi karena dorongan instrinsik, tapi lebih banyak dipengaruhi oleh factor punishment.
Keempat masalah belajar yang terjadi pada dasarnya saling terkait satu
sama lain, Masalah ini berakibat langsung terhadap rendahnya kualitas hasil
bejar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti aktivitas pembelajaran di
sekolah.
Dave Meier (2000) mengemukakan masalah–masalah yang berlangsung
di sekolah dengan istilah – istilah sebagai berikut :
Boring lectures – ceramah yang membosankan
Pour and snore – menyuapi dan siswa tertidur
Closed system – sistem tertutup
Competition between
learners – kompetisi diantara
siswa
Joylessness – tidak menyenangkan
University – seragam
Dogmatic – dogmatik
Passive learners – siswa pasif
Reptilian brain
approach – menakut-nakuti atau
mengancam
C. Prinsip-Prinsip
yang Mendasari Accelerated Learning
Accelerated
Learning merupakan sebuah
pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang
terkait dengan pembelajaran di sekolah. Implementasi Accelerated Learning menurut Penulis buku
ini didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu :
Keterlibatan total individu akan meningkatkan hasil belajar
Belajar bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam menyimpan
pengetahuan tapi proses aktif menciptakan pengetahuam
Kolaborasi diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.
Belajar yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik dari pada belajar
yang hanya menekankan pada aktivitas presentasi semata.
Peristiwa belajar yang menekanjkan pada belajar aktivitas jauh lebih
efektif dari pada belajar yang menekankan pada aktivitas presentasi
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut menurut Meier implemetasi Accelerated Learning memiliki beberapa
karakteristik utama yaitu :
Flexible – luwes
Joyful – menyenangkan
Multi-pathed – multi jalur
Ends-centered – berpusat pada tujuan
Collaborative – kolaboratif
Humanistic – manusiawi
Multi-sensory – multi sensor
Nurturing – menumbuhkan
Activity-centered – berpusat pada aktivitas
Mental/emotional – menggunakan mental emosional
Result based – berdasar pada hasil
Kita dapat membandingkan karakterisitik Accelerated Learning dengan karakteristik pembelajaran tradisional
agar dapat memahami praktek Accelerated
Learning dengan baik. Karakteristik pembelajaran tradisional yaitu :
Rigid – kaku
Serious -serius
Single pathed – jalur tunggal.
Means centered – berorientasi pada alat
Competitive – kompetitif
Behavioral – bersifat behavioristik
Verbal – hanya ceramah
Controlling – belajar sangat terkendali
Material centered – berpusat pada materi
Mental (cognitive) – menekankan pada mental / kognitif semata
Time based – berbasis waktu
Implentasi Accelerated
Learning dalam aktivitas belajar dan pelatihan memerlukan adanya perubahan yang
bersifat sistemik dan holistik. Penulis berpendapat bahwa perubahan secara
mendasar perlu dilakukan karena kondisi pendidikan saat ini sudah sangat
bersifat mekanistik yang disebabkan oleh terlalu lamanya pendekatan
behavioristik digunakan. Menurut Penulis pendekatan behavioristik telah
meracuni proses pendidikan selama ini karena hanya merupakan pabrik yang
menghasilkan robot-robot yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal tersebut
dikemukakan oleh Meier sebagai berikut :
“ Our school are,
in a sense, factories in which the raw products (children) are to be shaped and
fashioned to meet the various demands of life…Behaviorism – the belief that all
learning consists of a stimulus / response, carrot –and –stick training and
that only observed behavior is worthy of study – has had a disastrous influence
on 20 th century perceptions,” (hal. 38)
D. Tahap – Tahap
Belajar
Maier berpendapat bahwa dalam melakukan aktivitas belajar, individu pada
dasarnya melalui empat tahap penting yaitu :
Persiapan (preparation)
Presentasi (presentation)
Latihan (practice)
Performa (performance)
Proses belajar dimulai dari adanya minat untuk mempelajari sesuatu.
Untuk melakukan aktivitas belajar, individu melakukan persiapan yang relevan
dengan usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas belajar. Adanya minat
untuk mempelajari suatu pengetahuan atau keterampilan diikuti dengan tahap
berikutnya yaitu presentasi. Dalam tahap ini individu mulai berkenalan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diminati untuk dipelajari.
Tahap selanjutnya adalah tahap latihan atau practice. Pada tahap ini
individu mulai mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dipelejari
dengan pengetahuan dan keterapilan yang telah dikuasai sebelumnya. Tahap akhir
dari proses belajar adalah tahap saat individu memperlihatkan performa
melalui aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam
situasi yang nyata.
E. Riset Tentang
Otak dan Akselerasi Belajar
Riset tentang otak mempunyai peran penting dalam konsep akselarasi
belajar. Untuk dapat mengimplementasikan Accelerated Learning dengan baik, pengetahuan tentang otak dan
belajar dangat perlu diperhatikan. Riset tentang peran otak dalam aktivitas
belajar manusia belakangan berkembang sangat pesat melebihi yang telah
dilakukan sebelumnya. Sama dengan organ tubuh manusia yang lainnya, otak
memperlihatkan kinerja yang luar biasa mengagumkan. Otak telah memberikan
kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan kemajuan peradaban
manusia. Otak, menurut Meier, tidak pernah berhenti sedektikpun untuk
mengungkap tabir pengetahuan dan kehidupan.
Hasil riset mutakhir tentang otak memperlihatkan dan belajar menunjukkan
bahwa otak terdiri dari dua belahan (hemisphere) yaitu belahan otal
bagian kiri (left
hemisphere) dan belahan otak bagian kanan (right
brain hemisphere). Belahan otak bagian kiri terkait dengan hal-hal yamg
bersifat logis dan sistematis. Sedangkan belahan otak bagian kanan lebih banyak
berhubungan dengan aktivitas yang bersifat kreatif.
Selama ini aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih
banyak menekankan pada penggunaan belahan otak kiri yang membuat individu
berfikir logis dan sistematis berdasarkan aturan-aturan yang telah baku.
Belahan otak kanan yang merupakan otak kreatif tidak dimanfaatkan secara
optimal untuk menciptakan sesuatu yang bersifat innovatif.
Riset lain tentang peran otak dalam aktivitas belajar menhasilkan sebuah
teori baru yaitu “triune
theory”. Menurut teori ini Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
The neocortex
The Neocortex merupakan bagian yang berisi 80 – 85 % massa
otak manusia. Bagian ini merupakan esensi dari fungsi aktivitas mental tinggi
(analisis, kreativitas). Bagian ini yang membuat manusia unik dibandingkan
mahluk lain dimula bumi.
The lymbic system
The lymbic system adalah pusat emosi manusia. Bagian otak ini
disebut sebagai bagian sosioemosional. The lymbic system juga memiliki bagian esensial yang berperan
dalam memori jangka panjang (long
term memory) manusia.
The brain stem
The brain stem dikenal juga dengan sebutan otak reptil atau the reptilian brain berperan dalam
mengendalikan fungsi tubuh yang bersifat otomatis seperti detak jantung,
pernafasan dan pencernaan. Bagai berkaitan juga dengan sifat instinktif
manusia. Otak ini akan bekerja jka manusia mendapat ancaman. Bagian otak ini
akan melindungi manusia agar tetap hidup (survive).
Manusia harus dapat menyeimbangkan peran semua bagian otak. Dalam
belajar bagian neocortexharus selalu dominan
karena merupakan bagian otak yang terkait dengan fungsi berfikir tingkat
tinggi seperti analisis, sintesis dan kreativitas.
Triune theory mengemukakan bahwa “A Sense of Joy” yaitu belajar harus
dalam kondisi yang menyenangkan.
Menurut triune
theory proses belajar akan menjadi lebih cepat dan mendalam apabila seluruh
otak terlibat didalamnya. Manakala perasaan seseorang sedang dalam kondisi
positif, maka dia akan berada dalam keadaan relaks. Dia akan menggunakan neocortex – otak untuk belajar.
Sebaliknya, manakala seseorang berada dalam situasi negatif, individu akan
menggunakan otak reptil – untuk “survive” maka proses belajar akan melambat dan
bahkan berhenti.
F. Manfaat
Implementasi Accelerated Learning
Menurut penulis implementasi Accelerated
Learning memberikan keuntungan (benefits) dalam hal:
Ignite your
creative imagination – menciptakan
imajinasi kreatif siswa
Get learner totally
involved – membuat siswa
terlibat total
Create healthier
learning environments – menciptakan
lingkungan belajar yang sehat
Speed and enhance
learning – mempercepat dan
memperkaya belajar
Improve retention
and job performance – meningkatkan daya
ingat dan performa
Speed the design
process – memepercepat proses
rancangan belajar
Build effective
learning communities – membangun
masyarakat belajar yang efektif
Greatly improve
technology-driven learning – meningkatkan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran
Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah
sebagai
berikut :
Get learners out of
a passive or resistant mental state – Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.
Remove learning
barriers – Menghapus
hambatan-hambatan dalam belajar.
Arouse learners’
interest and curiosity – Meningkatkan minat
dan rasa ingin tahu siswa
Give learner
positive learning about, and a meaningful relationship with, the subject matter – Membuat siswa berfikir prositif tentang
materi pelajaran
Create active
learners who inspired to think, learn, create, and grow – Ciptakan siswa yang akti yang dapat berfikir
dan mencipta
Get people out of
isolation and into a learning community – Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat masyarakat
disekitar
G. Penutup
Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah perlu
mempertimbangkan teori pembelajaran akselerasi yang dapat membuat proses
belajar tidak lagi merupakan suatu yang menakutkan.
Faktor lain yang menjadi syarat untuk mewujudkan perilaku yang kreatif
adalah perasaan bebas. Orang yang berfikir bebas pada umumnya akan mampu
menemukan kemungkinan – kemungkinan yang dapat digunakan sebagai alternatif
-alternatif untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan suatu masalah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar