Kamis, 07 Maret 2013
PRINSIP KETAKTENTUAN 1
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2009
Bab
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kita tidak dapat
mengetahui masa depan karena kita tidak mengetahui masa kini. Kalimat itu yang
bisa menggambarkan salah satu pokok bahasan dalam fisika modern. Hal ini
berhubungan dengan sifat gelombang dari partikel, ketika diteliti kembali
kelihatan agak ganjil bahwa sekitar dua puluh tahun berlalu antara penemuan
partikel dari gelombang dalam tahun 1905 dan spekulasi bahwa partikel dapat
menunjukkan sifat gelombang dalam tahun 1924. Namun, harus disadari mengusulkan
suatu hipotesis revolusioner untuk menerangkan data yang tadinya penuh misteri
adalah lain dengan mengajukan hipotesis yang sama-sama revolusioner dalam
ketiadaan mandat eksperimental yang kuat. Munculnya teori mekanika kuantum,
gelombang de broglie, perumusan gelombang untuk mekanika kuantum yang
dikembangkan oleh Schrodinger setahun kemudian jauh lebih berhasil . Kemudian
pada tahun 1927 ditemukan prinsip ketaktentuan oleh Heisenberg. Prinsip
Ketaktentuan ini menjelaskan bagaimana momentum dan kedudukan suatu partikel.
Ada dua prinsip ketaktentuan yaitu prinsip ketaktentuan 1 dan 2. Dalam makalh
ini akan dibahas mengenai prinsip ketaktentuan 1.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan
masalah dari makalh ini yaitu “ Bagaimana prinsip ketaktentuan 1 yang kaitannya
dengan momentum dan kedudukan gelombang suatu partikel ?”
C TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.
Untuk menambah pengetahuan mengenai prinsip ketaktentuan
1.
2.
Untuk mengetahui kaitannya antara prinsip ketaktentuan 1
dengan momentum dan kedudukan gelombang suatu partikel.
Bab 2
PEMBAHASAN
Kenyataan bawa sebuah partikel bergerak harus dipandang
group gelombang de Broglie dalam keadaan tertentu alih – alih sebagai suatu
kuantitas yang terlokalisasi yang menimbulkan batas dasar pada ketepatan
pengukuran sifat partikel yang dapat kita ukur misalnya kedudukan momentum.
Partikel yang bersesuaian dengan group gelombang ini
dapat diperoleh dalam selang dalam group tersebut pada waktu tertentu. Tentu
saja kerapatan peluang maksimum pada tengah – tengah group, sehingga
partikel tersebut mempunyai peluang terbesar untuk didapatkan disitu. Namun,
kita tetap mempunyai keungkinan untuk mendapatkan partikel pada suatu tempat
jika tidak nol.
Lebih sempit group gelombang itu
lebih teliti kedudukan partikel itu dapat ditentukan. Namun, panjang gelombang
pada paket yang sempit tidak terdefinisikan dengan baik ; tidak cukup banyak
gelombang untuk menetapkan λ dengan tepat. Ini berarti bahwa karena λ=h/mv, momentum
mv bukan merupakan kuantitas yang diukur secara tepat. Jika kita
melakukan sederetan pengukuran momentum kita mendapatkan momentum dengan
kisaran yang cukup lebar. (gambar 1(a))
Sebaliknya, group gelombang yang
lebar memiliki panjang gelombang yang terdefinisikan dengan baik. Momentum yang
bersesuaian dengan panjang gelombang ini menjadi kuantitas yang dapat
ditentukan dengan teliti, dan sederetan pengukuran momentum akan menghasilkan
kisaran yang sempit. Lebar group gelombang menjadi terlalu besar untuk dapat
menentukan kedudukan pada suatu waktu.(gambar 1(b))
GAMBAR 1. (a) Group gelombang de Broglie terbatas. Posisi partikel dapat ditentukan
secra tepat, tetapi panjang gelombangnya (karena momentum partikel) tidak dapat
ditetapkan karena gelombang untuk mengukur ketepatan tidak cukup. (b) Lebar
group gelombang, kini panjang gelombang dapat ditentukan secara tepat tetapi
bukan posisi partikel.
Jadi kita sampai pada prinsip
ketaktentuan: tidak mungkin kita mengetahui keduanya yaitu kedudukan dan
momentum suatu benda secara sesakma pada saat yang bersamaan. Prinsip ini
ditemukan oleh Werner Heisenberg dalam tahun 1927, dan merupakan salah satu
hukum fisis yang memegang peranan penting.
Analisis yang formal mendukung
kesimpulan tersebut dan membuat kita mampu untuk menyatakannya secara
kuantitatif. Contoh yang paling sederhana dari pembentukan group gelombang,
disitu dua gelombang berjalan berfrekuensi sudut ω yang sedikit berbeda dan
bilangan gelombang k disuperposisikan menghasilkan sederet group
gelombang. Sebuah benda bergerak yang besesuaian dengan suatu group gelombang
tunggal bukan barisan dari group gelombang, tetapi group gelombang tunggal
dapat juga dipikirkan sebagai superposisi dari gelombang harmonik. Namun
sejumlah tak terhingga gelombang dengan frekuensi bilangan gelombang dan
amplitudo yang berbeda – beda diperlukan untuk menyatakan suatu group gelombang
terisolasi dengan bentuk sembarang. (Gambar 2)
=
Gambar 2. Suatu group gelombang terisolasi ialah hasil dari sejumlah tak berhingga
gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Lebih sempit group
gelombang itu, lebih besar selang panjang gelombang yang tersangkut. Jadi suatu
group gelombang de broglie yang sempit berarti kedudukannya terdefinisikan
dengan baik (∆x kecil), tetapi panjang gelombang masing-masing tidak
terdefinisikan dengan baik, sehingga ketidakpastian ∆x yang besar dalam momentum partikel yang dinyatakan
oleh group gelombang itu. Suatu group gelombang yang lebar berarti momentumnya
lebih tertentu tetapi kedudukannya lebih tak tertentu.
Pada suatu waktu tertentu t, group gelombang dapat dinyatakan dengan integar Fourier
(
1.0 )
dengan fungsi g(k)
menggambarkan amplitudo gelombang yang memberikan sumbangan pada ; g(k) berubah terhadap gelombang k. Fungsi ini disebut transfrom
Fourier dari dan memberi spesifikasi pada group gelombang
sama lengkapnya seperti yang diberi . Gambar
3 mengandung grafik transform Fourier dari denyut gelombang dan suatu group
gelombang. Sebagai bahan pembanding transform Fourier dari gelombang harmonik
yang melebar ke tak terhingga yang juga ditunjukan; dalam hal ini hanya satu
bilangan gelombang saja yang muncul.
Tepatnya, bilangan gelombang yang
diperlukan untuk menyatakan suatu group gelombang melebar dari k=0
hingga k=∞, tetapi untuk group yang panjang ∆Yx-nya berhingga, gelombang
yang amplitudo g(k)-nya besar, memiliki bilangan gelombang yang terletak
dalam selang yang berhingga ∆k. Seperti dalam gambar 3.14, lebih sempit
group itu, lebih lebar selang bilangan gelombang yang diperlukan untuk
menyatakannya, dan sebaliknya.
Hubungan antara jarak ∆x dan
pelebaran bilangan gelombang ∆k bergantung dari group gelombang dan bergantung dari cara ∆x
dan ∆k didefinisikan. Harga hasil kali ∆x dan ∆k yang minimum terjadi jika
group gelombang berbentuk funsi gaussi, dalam hal ini ternyata transform
fouriernya juga merupakan fungsi gaussi juga. Jika ∆x dan ∆k diambil standart
deviasi dari fungsi dan g(k) maka harga minimum ∆x ∆k =½. Karena pada umumnya group
gelombang tidak memiliki bentuk gaussi ( bentuk lonceng ), maka lebih realistik
jika hubungan antara ∆x dan ∆k dinyatakan sebagai berikut:
∆x ∆k ≥ ½ (
1.1 )
Panjang gelombang de Broglie untuk
sebuah partikel bermomentum p adalah:
bilangan
gelombang yang bersesuaian dengannya adalah:
GAMBAR 3. Fungsi gelombang dan transform untuk (a) denyut (b) group gelombang, (c)
gelombang yang melebar tak terhingga. Suatu gangguan yang singkat memerlukan
selang frekuensi yang lebih besar untuk menggambarkannya dibandingkana dengan gangguan yang memakan waktu lebih
panjang.
Oleh karena
itu suatu ketidakpastian Dk
dalam jumlah gelombang pada gelombang de Broglie berhubungan dengan hasil-hasil
partikel dalam suatu ketipastian Dp
dalam momentum partikel menurut rumus
Karena dan
Prinsip
ketatktentuan
Persamaan ini
menyatakan bahwa hasil kali ketaktentuan kedudukan benda ∆x pada suatu
saat dan ketaktentuan komponen momentum dalam arah x yaitu ∆p pada saat
yang sama lebih besar atau sama dengan h/4p. Kita tidak mungkin menentukan secara serentak kedudukan
dan momentum suatu benda. Jika kita atur supaya ∆x kecil yang
bersesuaian dengan group gelombang yang sempit, maka ∆p akan menjadi
besar. Jika kita reduksi ∆p dengan suatu cara tertentu, maka group gelombangnya
akan melebar dan ∆x menjadi besar.
Ketaktentuan ini bukan ditimbulkan
oleh alat yang kurang baik tetapi ditimbulkan oleh sifat ketaktentuan alamiah
dari kuantitas yang tersangkut. Setiap ketaktentuan instrumental atau statistik
yang timbul hanya kan menambah besar hasil kali ∆x ∆p, karena kita tidak mengetahui secara
tepat apa partikel tersebut itu atau bagaimana momentumnya, kita tidak dapat
menyatakan apapun dengan pasti – bagaimana kedudukan partikel itu kelak dan
seberapa cepat partikel tadi bergerak. Kita tidak mengethaui secara pasti
karena kita tidak mengetahui apa yang terjadi kelak. Namun ketaktahuan kiat itu
hanya samar-samar. Kita masih dapat memperhitungkan bahwa partikel tadi akan
akan ditempatkan dalam tempat yang sama dan bahwa momentumnya pasti mempunyai
harga yang sama daripada lainnya. Kuantitas h/2p sering muncul dalam fisika modern, karena ternyata
kuantitas itu merupakan satuan dasar dari momentum sudut. Biasanya orang h/2p dengan lambang h (“h balok”).
Selanjutnya
dalam buku ini kita akan memakia h sebgai pengganti dari h/2p. Dinyatakan dalam h prinsip ketaktentuan menjadi :
Prinsip
ketaktentuan
Berikut adalah contoh penerapan prinsip
ketidaktentuan dalam permasalahan fisis
Pengukuran
menghasilkan kedudukan proton dengan ketelitian ± 10 m.Cari
ketidaktentuan kedudukan proton satu
detik kemidian.Anggaplah v << c
Jawaban :
Marilah kita sebut ketaktentuan
dalam kedudukan proton ∆x0 pada waktu t = 0,ketaktentuan momentum
pada saat ini adalah (persamaan 3.22).
Karena v << c ketaktentuan
momentumnya ialah ∆p = ∆(mv) =m0∆v dan ketaktentuan kecepatan proton
ialah
∆v
= ∆p/m0
Jarak yang
ditempuh proton dalm waktu t tidak dapat diketahui lebih teliti dari pada
∆x
= t∆v
Jadi ∆x
berbanding terbalik dengan ∆x0 lebih banyak kita ketahui
kedudukna proton pada t = 0, lebih
sedikit kita ketahui kedudukan proton pada t = t.harga ∆x pada t = 1s adalah
Ini adalah 3,15
km mendekati 2 mil.Group gelombang yang semula telah berkembang menjadi jauh
lebih lebar,karena kecepatan fase dan gelombang komponen berubah terhadap
bilangan gelombang dan kisaran besar dari bilangan gelombang harus ada untuk membentuk grup gelombang semula yang
sempit.
Bab 3
Penutup
A. KESIMPULAN
●
Sebuah
partikel bergerak harus dipandang sebagai group gelombang de Broglie dalam
keadaan tertentu alih-alih sebagai suatu kuantitas terlokalisasi menimbulkan
batas dasar pada ketepatan pengukuran sifat partikel yang dapat kita
ukurmisalnya momentum
●
Prinsip
ketidaktentuan adalah bahwa tidak mungkin kita mengeatahui kedudukan dan
momentum suatu benda secara seksama pada saat yang bersamaan.
● Prinsip
ketidaktentuan dinyatakan dalam h adalah
B. DAFTAR
PUSTAKA
Beiser,Arthur.1987.Konsep Fisika Modern.Jakarta : Eralangga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar