Kamis, 07 Maret 2013
GAYA SEMU
1.
Gaya
Sentrifugal
Terkadang
dari sistem-sistem gerak yang mengalami percepatan, kita tidak dapat
menggunakan hukum Newton II secara langsung. Contohnya, dalam kasus roller coaster
atau mobil yang menikung. Dalam kasus ini kita harus melibatkan gaya yang
fiktif dalam perhitungan. Dan memang membantu!
Seorang pengamat berada
di dalam lift yang naik dengan percepatan a. Pikirkan ia dalam
kesetimbangan karena gaya (ma) yang bekerja padanya yang berlawanan
arah dengan percepatan lift. Pengamat yang diam dalam kendaraan yang bergerak
melingkar selalu menimbulkan gerak ke arah pusat, pengamat akan berpikir ada
gaya yang bekerja sebesar
Contoh,
ketika kita berada di dalam kendaraan yang berbelok, kita terlempar ke arah
yang berlawanan, mungkin kamu berpikir bahwa gaya sentrifugal adalah gaya yang
nyata. Akan tetapi, hal tersebut sesungguhnya adalah fenomena inersia.
Timbulnya
gaya sentrifugal diakibatkan kecenderungan kita untuk menjaga kecepatan tangensial
sebelumnya (berdasarkan hukum Inersia). Berada di dalam mobil yang sedang
belok, akan sangat sulit untuk mempertahankan posisi badan searah dengan
lintasan mobil, sementara kita selalu berusaha menjaga kecepatan mobil.
Akibatnya kita menyimpulkan bahwa gaya sentrifugal itu ada.
2.
Gay
Coriolis
Efek
Coriolis melekat pada fenomena defleksi (pembelokan arah) gerak sebuah benda
pada sebuah kerangka acuan yang berputar, khususnya di permukaan Bumi. Diambil
dari nama seorang ilmuwan prancis: Gaspard Gustave Coriolis (1792). Pada
intinya, sebuah benda yang bergerak lurus dalam kerangka yang berputar, akan
terlihat berbelok oleh pengamat yang diam di dalam kerangka tersebut.
Perhatikan gambar di bawah ini. Titik hitam bergerak lurus dan titik merah diam
di dalam kerangka berputar. Titik merah akan melihat titik hitam bergerak
dengan lintasan melengkung.
Dalam
pelajaran Geografi disekolah pasti kita pernah dikenalkan dengan Hukum Boys
Ballot yang kurang lebih mengatakan "Angin cyclon di belahan bumi utara
akan berputar berlawanan arah jarum jam, namun sebaliknya berputar searah jarum
jam di belahan bumi selatan". Mengapa? karena gerakan angin (relatif
terhadap permukaan bumi) di belokkan oleh efek dari rotasi bumi. Sama seperti
pada gambar diatas. Inilah yang disebut dengan gaya Coriolis. Semakin ke arah
khatulistiwa, gaya coriolis makin mengecil. Itulah sebabnya angin cyclon hampir
tidak pernah terjadi di wilayah khatulistiwa.
Gaya
coriolis juga dapat di perlihatkan melalui experimen. Yang terkenal adalah yang
disebut dengan Pendulum Foucault.
Gantunglah sebuah pendulum dan ayunkan secara terus menerus. Apa yang terjadi?
Arah ayun bandul tersebut lama kelamaan tidak lagi pada arah yang sama, tapi
bergeser ke arah lain. Setelah satu hari atau lebih (tergantung lokasi bandul)
arah ayun bandul akan kembali pada posisi awal, seakan-akan bandul diputar oleh
gaya misterius. Mengapa bisa begitu? efek coriolis.
Efek
coriolis diterima luas sebagai fakta ilmiah yang tak terbantah dan ini adalah
bukti yang sangat akurat (karena dapat diukur dan dibuktikan, baik secara fisik
maupun matematis) bahwa bumi sesungguhnya berputar pada sumbunya. Untuk lebih
teliti lagi, terdapat tiga komponen gerak bumi pada kerangka insersialnya:
Gerak Rotasi, Gerak Presesi
dan Gerak Nutasi.
Ini belum termasuk gerak revolusi (mengelilingi matahari) dan bersama-sama
matahari bergerak mengelilingi pusat galaksi Bimasakti, dan seterusnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar