- Bagaimanakah pengaruh metode
pembelajaran discovery terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran IPA
pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang
Tahun pelajaran 2007/2008?
- Bagaimanakah peningkatan
prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran discovery mata
pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak
Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008?
- Ingin mengetahui pengaruh
motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran discovery mata
pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten
Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
- Ingin mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran discovery
mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak
Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran-pelajaran IPA
- Penerapan pembelajaran
disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran IPA pada
siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun
pelajaran 2007/2008.
- Penerapan pembelajaran
discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA
pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang
Tahun pelajaran 2007/2008
- Permasalahan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi
belajar siswa.
- Penelitian tindakan kelas ini
dikenakan pada siswa kelas V
- Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.
- Dalam penelitian ini
dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2007/2008.
- Penelitian tindakan kelas ini
dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang
perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery) Contoh Proposal PTK
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara meng~ajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Teknik ini mampu membantu siswa
untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan
dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
- Siswa memperoleh pengetahuan
yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam
tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan
belajar mengajar para siswa.
- Teknik ini mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengankernampuannya masing-masing.
- Mampu mengarahkan cara siswa
belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih
giat.
- Membantu siswa untuk memperkuat
dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
- Pada siswa harus ada kesiapan
dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan
berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
- Bila kelas terlalu besar
penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
- Bagi guru dan siswa yang sudah
biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat
kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
- Dengan teknik ini ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses
mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang
memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.
- Teknik ini mungkin tidak
memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun motivasi intrins.k. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
- Mengaitkan tujuan belajar
dengan tujuan siswa.
- Memberikan kebebasan dalam
memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
- Memberikan banyak waktu ekstra
bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di
sekolah.
- Sesekali memberikan penghargaan
pada siswa atas pekerjaannya.
- Meminta siswa untuk menjeiaskan
hasil pekerjaannya.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
- Kompetisi (persaingan): guru
berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah
dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
- Pace Making (membuat tujuan
sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya
terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TPK yang akan dicapai sehingga
dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
- Tujuan yang jelas: Motif
mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar ni]ai
tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam
melakuakan sesuatu perbuatan.
- Kesempurnaan untuk sukses:
Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan
terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang
sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan
kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan
bimbingan guru.
- Minat yang besar: Motif akan
timbul jika individu memiliki minat yang besar.
- Mengadakan penilaian atau tes.
Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang
baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak siswa yang tidak
belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa
lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan
menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu
merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
c. Prestasi Belajar IPA
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Contoh Proposal PTK
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan (discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi'udin, 2002: 19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
a. Jenis Penelitianti
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu id eke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)
b. Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :
- Menyusun angket untuk
pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran
- Mengumpulkan data dengan cara
mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses
pembelajaran yangdilakukan oleh guru kelas
- Melaksanakan rencana program
pembelajaran yang telah dibuat
- Melaporkan hasil penelitian
Penelitian dilaksanakan di…….
- Data dalam penelitian ini
adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dengan mengamati munculnya
pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan
diklasifikasikan menjadi C1 – C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh
berdasarkan nilai ulangan harian (test).
- Sumber data penelitian adalah
siswa kelas……. Sebagai obyek penelitian
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
Skor riil : skor total yang diperoleh siswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban( pedoman penskoran lihat lampiran )
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dainggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif……… Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi.
Siklus I
- Penyusunan RPP dengan model
pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
- Penyusunan lembar
masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin
dicapai
- Membuat soal test yang
akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.
- Membentuk kelompok yang
bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun
etnis.
- Memberikan penjelasan pada
siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan
- Melaksanakan kegiatan sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan
penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing
untuk belajar IPA secara kooperatif learning dengan model……Adapun langkah
– langkah yang dilakukan adalah(sesuaikan dengan scenario pembelajaran)
- Kegiatan penutup
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar